Rabu, 03 Februari 2016

Finally... Tuntas 2 Tahun kurang 3 Bulan :')

Bismillah
Jumat, 5 Juni 2015
Perpustakaan Lt.4

Hhhh...... lepas sekali rasanya. Sampai juga perjuangan ini pada toga kedua. Bukan hanya perjuangan saya, anak-anak, suami, orangtua, bahkan mertua, ibunda. Yang telah begitu sabar bolak-balik Solok-Padang di setiap minggunya. Tentu bukan soal mudah bagi tubuhnya yang tak lagi muda. Ya Rabbi... sungguh nikmat mana yang sanggup hamba dustakan. Engkau karuniai hamba ibu yang begitu penyabar dan penyayang. Bantuan yang selalu diberikan tanpa sempat aku memintanya.

Masih segar diingatan ketika aku pulang dengan mata sembab. Ba'da kuliah. "Kenapa? Bertengkar dengan abang?" (oh.. amak.. sungguh... anakmu itu adalah sesabar-sabar manusia, mana pernah dia mempertengkariku). Aku menggeleng. "Terus kenapa? Ada masalah di kampus?". Air mata yang sebelumnya telah tumpah dalam perjalanan pulang kampus, tumpah kembali. "Teman winda sudah acc seminar proposal, mak. Winda bahagia, bahagia sekali," ujarku. Kata-kata yang meluncur dari mulutku langsung disambut dengan senyum dan mata berkaca.

"Winda kerjakanlah tesis winda, anak-anak biar mak. Masuk kamar. Nanti kalau Ra id mau ASI, mak panggil. Bawalah buku-buku ke dalam semuanya. Pokoknya keluar kalau perlu saja. Fathul, Ra id biar mak yang urus."

Bayangkan. Apa gerangan yang membuat beliau mengeluarkan kata-kata sedemikian rupa? Apa yang membuat beliau sedemikian cepat menangkap titik mana yang kugelisahkan? Ya Rabbi... fabi ayyi aalaaaa irobbikumma tukadziban. Betapa indahnya ini. Pergi pagi pulang menjelang magribku. Beliau sabar. Sabar sekali. Sama sekali tak mengeluhkan ini itu. Padahal aku tentu saja sangat tahu bahwa menjaga anak-anak seharian itu sangat memberatkan. Apalagi mereka yang keduanya masih begitu butuh pengasuhan maksimal. Aku tahu mak letih. Setiap kali merasa bersalah, beliau selalu dengan semangat menanyakan perkembangan tesis. Kalau aku mengucap salam dengan riang karena mendapat progress berarti, beliau adalah sosok yang akan menyambut dengan tawa dan kata-kata, "Kalau kerja keras Allah pasti memberi jalan."

Kalau aku mengucap salam dengan lemah, membuka pintu dengan lesu, beliau akan mengatakan bahwa untuk mencapai sesuatu itu butuh perjuangan dan jangan pernah menyerah. Maka selalu ada energi baru ketika membuka pintu rumah kami. Lari-lari kecil Fathul, ciumnya pada tanganku, dan gelak ceria Ra id.

"Bunda asih keja, Nda," kata Fathul nongol dari pintu kamar. Aku tersenyum. Fathul duduk. Kucium dia. Dia tertawa. Seringkali, Fathul menjadi penolong (bagi Fathul :D) "Uda, mau bantu, Nda". Pernah setengah 3 pagi dia terbangun mendengar mesin printer berbunyi di ruang tengah. Menyusulku. "Nda, bia Uda bantu, Nda," T_T Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadziban.

Atas doa-doa Mamak Bak disana yang tak pernah putus, atas doa-doa Bapak Emak, atas semua pengorbanan, sabar dan cinta Ayah Fathul, atas semua polah Fathul dan dede' yang mengurangi segala lelah... Ini untuk kalian.

Ya Rabb... jadikanlah aku yang tak pernah putus bagi orangtuaku. Jadikan aku istri soleha, ibu terbaik dan manusia yang paling banyak bermanfaat. Aamiin.

--

2 komentar:

  1. Assalamu'alaykum

    Kak winda..
    benarlah itu, slam untuk emak kakak yg sabar nian ya Kak :)

    untuk Fathul dan raid juga :)
    peluk cium :D

    BalasHapus
  2. dan Dia tak pernah salah menempatkan kita (serta orang2 disekeliling kita)

    Alhamdulillah :)

    BalasHapus