Senin, 12 September 2011

Derita Empat luka berlubang, Arahman Lumpuh


Luka berlubang di empat titik yang menyerang Arahman, 15, membuatnya tak bisa lagi menjalani aktifitas sebagaimana teman sebayanya yang lain. Siswa kelas 3 di SMP 4 Solok itu sudah hampir satu tahun mengalami lumpuh, bagian tubuhnya dari pinggang ke bawah mengalami mati rasa. Hal tersebut diduga dipicu oleh empat luka menganga berdiameter 12-15 cm di seputaran paha dan tulang ekornya.

"Kata dokter, diagnosa sementaranya adalah kanker," ujar Surya Harmi, 47, sang ibu, di Ruangan Syaraf RSUP M. Djamil Padang, Senin (12/9).

Awalnya, anak yatim itu hanya mengalami pusing-pusing sehabis bermain bersama teman-temannya. Tak lama, nyeri menjalar ke bagian pinggangnya naik kemudian ke leher. Saat itulah dia kemudian mengalami kelumpuhan pada bagian pinggang hingga kaki. Lehernya pun sempat tak bisa digerakkan.

"Rahman sempat dirawat di RSUD Solok Januari lalu, namun setelah 10 hari dia tak kunjung sembuh, biaya RS pun sudah membengkak. Jadi kami bawa saja pulang," terang sang ibu.

Ketika itu, keluarga Arahman memang tak lagi memiliki biaya. Dana sebesar Rp12 juta yang dikeluarkan untuk perawatan di RSUD Solok selama 10 hari itu begitu memberatkan. Uang dipinjam kesana-kemari. Seharusnya, waktu itu Arahman langsung dirujuk ke Padang.

"Dokter memperkirakan besarnya biaya yang harus ditanggung jika rahman dirujuk ke Padang, karena merasa tak sanggup, kami pun memutuskan untuk merawat Rahman di rumah saja," katanya tak kuasa membendung haru.

Sembilan bulan dirawat di rumah membuat empat luka di seputaran paha dan tulang ekornya membesar. Revanol dan betadine yang dijadikan obat tentu saja tak kuat menyembuhkan penyakit Arahman. Sampai akhirnya, Lili, seorang perempuan yang kebetulan tak sengaja melihat foto borok luka Arahman menjemputnya. Lili membantu keluarga untuk membawa Arahman ke RSUP M. Djamil.

Sekarang, Arahman mengalami kesulitan makan. Setiap makanan yang masuk selalu keluar kembali. Dia mengalami mual. Rencana dia akan segera melakukan cek ke RS Siti Rahmah untuk menjalani MRI. Untuk kepastian penyakitnya.

Ditemui oleh Dompet Dhuafa Singgalang kemarin, Arahman sedang muntah-muntah. Meski begitu dia tetap berbinar menyambut orang-orang yang mengunjunginya.

"Saya mau jadi menteri kesehatan kak, biar tidak ada orang sakit yang terlantar," ujarnya berbinar.

BM Dompet Dhuafa Singgalang, Musfi Yendra, langsung menyalurkan bantuan dari donatur DDS sebesar Rp5 juta. Sejumlah Rp2,7 juta akan langsung digunakan Arahman untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RS Siti Rahmah. Dia harus dibawa ke RS Siti Rahmah karena alat MRI RSUP M.Djamil sedang tidak bisa digunakan.

Pihak Dompet Dhuafa Singgalang menngucapkan terima kasih kepada rekan-rekan wartawan yang telah membantu menginformasikan masyarakat yang membutuhkan bantuan. Diharapkan dapat selalu menjalin kerja sama demi menebar manfaat untuk sesama.

"Bagi donatur yang ingin menyalurkan bantuan untuk Arahman, Dompet Dhuafa Singgalang membuka rekening bantuan di Bank Mandiri, dengan nomor rekening 111.000.500.5000.," tutup Musfi Yendra.