Kamis, 11 Februari 2016

Bersamamu, Adalah Anugrah Terindah (4)

Bismillah
Selalu.. Dengan menyebut nama-MU dan harap atas berkah dan ampunan dari-MU ya Rabb....

Jumat, 12 Februari 2016, pukul 03:22 WIB Lubuk Buaya, Kota Padang

Empat tahun yang lalu, tepat di Minggu, 12 Februari 2012, pukul 07.15 WIB, pertanggungjawaban atasku dengan berani dan mantap kau ambil. Kau jabat erat tangan abak. Laki-laki terkasihku. Dengan satu tarikan nafas, perwalian beralih kepadamu T_T Perjanjian berat, mitsaqon ghaliza. Saat arsy berguncang. Para malaikat pun menyaksikan. Saat para setan benci bukan kepalang.

Empat tahun yang lalu, tepat di waktu-waktu ini aku bermunajat, "Ya Rabbi... Jika memang dia.. nama yang tertulis di lauh mahfudzku, jadikanlah dia sebaik-baik laki-laki yang akan menggenggam erat tanganku menuju syurga-Mu".

Sekarang, do'a itu masih sama,"Ya Rabbi... Jadikanlah dia sebaik-baik laki-laki yang akan menggenggam erat tanganku dan anak-anakku menuju syurga-Mu.. menyelamatkan kami, dari pedih dan hinanya api neraka-Mu".

--Bagiku, menikah dengan laki-laki yang tak pernah dikenal sebelumnya, hanya bertemu lewat proposal ta'aruf dan menikah adalah ideal. Adalah impian. Namun, bertemu dengan laki-laki yang dengan mantap meminta saya menikah setelah hanya beberapa bulan bertemu karena tugas adalah kehormatan. Dia tidak begitu tahu tentang ta'aruf, proposal dan segala macam tetek bengek proses menikah ala prinsip saya. Tapi dengan sabar dia lalui. Proposal, bertemu ustadz ini dan ustadz itu. Mulai ikut Mengaji. Berhenti merokok. -- Bagiku, itu adalah kehormatan. Kehormatan.

Juni 2011 kita dipertemukan di posko Hukrim Pengadilan Negeri Padang, semuanya biasa. Kak Yani, kak Nini, Bang Adi, Bang Heldy, Bang Ben, Bang Lubis, dan dirimu adalah partner kerja yang membuat belajar banyak. Sungguh jurnalis menjadi semakin indah dengan setiap tantangan kerja yang ada. Semua biasa.

Sebelum kemudian sebuah notifikasi catatan tiba (sekitar Agustus). Inbox masuk. Paginya, aku menelepon murabbi untuk mempertimbangkan. Bolehkah dilanjutkan atau tidak. "Ajukan 3 syarat dan kalau beliau mau memenuhi, minta hubungi uni untuk proses selanjutnya." September aku memutuskan untuk pindah bekerja. Sungguh bukan kesanggupan untuk berada di tempat yang sama denganmu.

Dan bismillah.... November rencana menikah fiks. Terkendala. Tapi apalah kuasa, DIA-lah yang menakdirkan kita bersama.

"Kasar ya, tangan abang," saat menulis ini aku tersenyum sendiri, mengingat kata pertama yang keluar dari mulutmu saat aku dengan ragu bersalaman denganmu, suami. Suami. Finally, takdir itu tiba di 12 Februari 2012. Dua tahun lebih cepat dari yang aku rencanakan. Maret 2011 tamat. Cari uang. 2013 s2.

Setelah menikah, hamil, aku sempat berpikir S2 sepertinya tinggal rencana. Tapi apa? Allah punya rencana lebih indah ternyata kawan. Tepat pertengahan 2013 rezeki s2 bertemu. Puji syukur ya Rabb. Setelah Fathul menjadi luar biasa pelengkap kebahagiaan di 8 Desember 2012, Semester 2 kuliah rezeki anak kedua bertemu. Di 18 Juni 2014 Raid Raqilla hadir ke dunia. Setahun kemudian, aku melingkari kembali satu daftar di daftar mimpi kami. Lulus kurang dari dua tahun. Adalah mimpi. Adalah perjuangan. Adalah bukti cinta-NYA, cintamu, anak-anak, dan orang tua kita.

Sayang, empat tahun pernikahan kita. Entah akan sampai kapan jatah kita di dunia. Entah sampai kapan kesempatan kita untuk melakukan sebanyak-banyak kebaikan. Entah sampai kapan kita dapat membersamai dua jagoan kita. Yang pasti tugas saat ini adalah menjadikan mereka menjadi seberharga-berharganya manusia. Anak sholeh. Untuk menuntun mereka, kita harus jauh lebih sholeh. Kita memang tidak tahu mereka kelak akan di jalan mana. Tapi tugas kita di masa sebelum baligh mereka adalah menyiapkan sebaik-baik bekal. Zaman terus berubah, tantangan mereka semakin berat.

Tugas kita tak hanya menyiapkan bekal harta untuk mereka. Tapi jauh lebih dalam dari itu, aqidah, akhlak.Sayang, masalah akhlak, kau jangan diadu denganku. Di rumah, kau adalah jawaranya. Tapi kita perlu rencana, perlu peta untuk menggapai impian bersama kita, syurga. Seperti pembicaraan kita bersama para murabbi saat ta'aruf dulu.

"Membangun rumah tangga islami bermuara syurga". Cinta Allah itu yang harus kita kejar, syurga itu bonus. 
Sayang, doakan aku agar berlipat-lipat sabar dan ikhlas. Sungguh menjadi istri dan ibu adalah profesi luar biasa. Karena aku yang lebih sering mereka lihat di rumah. Sayang, doakan aku agar semakin shalihah. Agar semua cobaan atau mungkin na'udzubillah mindzalik azab yang datang dapat menjadi pertambahan derajat keimanan dan alarm pengingat.

Untukmu..."Ya Rabbi... Jadikanlah suami hamba sebaik-baik laki-laki yang akan menggenggam erat tangan hamba dan anak-anak hamba menuju syurga-Mu.. menyelamatkan kami, dari pedih dan hinanya api neraka-Mu".



Terimakasih atas semua kesabaranmu, atas semua pengorbanan dan jerih payahmu, atas semua pelajaran yang kau sampaikan dalam tenang. Atas berkali-kali persediaan sandaran bahu dan usapan kepala darimu. Kau yang terbaik. Kaulah yang terbaik.. anugrah terindah yang Allah hadirkan dalam hidupku.

Abang.. maafkan atas segala salah, ngambek-ngambek tak karuanku. Atas semua pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak-anak yang masih juga keteteran. Atas semua tuntutanku akanmu, meski aku tahu bahwa kita dipertemukan justru untuk saling menyempurnakan. Bukan saling menuntut kesempurnaan. Saling melengkapi bukan untuk menjadi pelengkap saja. Saling menutupi kekurangan satu sama lain.

Aku mencintaimu karena Allah, Bang. Until Jannah.
Aku dan anak-anak, Fathul Islam Definda dan Raid Raqilla Definda mencintaimu karena Allah, Bang. Until Jannah.

Semoga Allah sudi memasukkan kita dalam barisan orang-orang beriman, orang-orang baik, golongan kanan, yang berbaris panjang di barisan Rasulullah di yaumil akhir.

Ya Rasulullah... safa'atkan kami. Ya Allah, beri selalu kekuatan untuk kami untuk bertahan dan menjadi semakin baik di jalan-MU.


















Nb.
Selamat empat tahun anniversary juga
untuk sahabat-sahabat perindu syurga (ingat aku, mintalah aku, jemput aku, ketika kalian telah terlebih dahulu di syurga dan tak melihatku) --kak ilen (1 Januari 2012), Dinda Ulvina Hafiza (4 Februari 20120), Ukhty Lina Oktaviana (24 Februari 2012)-- Semoga sakinah, mawaddah, warahmah selalu dunia akhirat :')

04:34 WIB

2 komentar:

  1. T_T
    Aamin,,

    Chiee..chiee.. Yang pacarannya awet 😍 selalu mesraan sepertinya..

    BalasHapus
  2. Aamiin, Barakallah kakak sayang.

    BalasHapus