Jumat, 29 Agustus 2014

Menyambut Buah Hati

Hanya berbagi, semoga kita menjadi ibu terindah bagi anak-anak kita :)

Bagi saya, melahirkan normal adalah impian. Meskipun sekian banyak dokter dan bidan menyangsikan, saya tetap ingin berusaha. "Bukankah tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki".

"Jika ibu ingin juga normal ga papa dicoba, cuma saya juga harus memaparkan resikonya," tutur Dokter sembari menjelaskan sederet kemungkinan buruk.

"Kalau lebih setengah jam ngeden, ga juga lahir anaknya, harus dioperasi," tutupnya.

Adik sepupu Abang yang bidan juga berkali-kali mengatakan, “Uni, jangan keras juga hati Uni untuk normal, jarak kehamilan Uni itu terlalu dekat.”

Belum lagi kata ‘senior-senior’ yang sudah pengalaman memiliki anak rapat dan SC. Rata-rata anak kedua SC semua.

Namun.. bersama si Ayah, kami tetap teguh. Kekuatan doa dan kata-katanya yang menenangkan cukup menjadi kekuatan bagi saya untuk tetap memutuskan mencoba melahirkan normal. Ingin benar saya merasakan apa yang ibu saya dan ibu mertua saya rasakan saat melahirkan kami. Ketika diujung telepon Mak mengatakan, “Ndak.. ndak ada susah-susah Mamak melahirkan kalian, Alhamdulillah mudah semua.”

‘Mudah’ yang kemudian Allah akan kabulkan untuk saya merasakannya.

Pagi 17 Juni, sakitnya sudah semakin sering. Meski ragu, aku mengatakan kepada si ayah sebelum berangkat kerja. Siap-siap aja yah.. Sakitnya sudah semakin sering."

Tanda-tanda akan lahirnya bayi biasanya berbeda-beda... Ada yg keluar air banyak, yang sama sekali tidak bisa ditahan, ada yang keluar darah bercampur lendir selama beberapa hari. Saya termasuk yang kedua, jadi darah bercampur lendir sudah keluar sejak Jumat, enam hari sebelum hari H.

Siangnya, sakit semakin sering.. BBM dengan adik sepupu abang yang bidan akhirnya membuat kami memutuskan untuk ke rumah sakit siang itu juga. Sayang, sesampai di rumah sakit.. Setelah diperiksa.. Bidan RS tidak menemukan adanya bukaan. "Belum ada bukaan," katanya santai. "Jadi gimana, Bu?" Kata si Ayah.. "Ga papa, pulang aja dulu," katanya.

Di mobil sakitnya semakin sering lagi. "Apa ga salah bidan tadi ya," ujarku. Sampai di rumah.. Tidak jua hilang sakitnya. Seorang teman di ODOJ yang berpengalaman secar BBM menanyakan keadaan... Hihi.. Banyak sekali yang menanyakan keadaan saat itu. Bukannya fokus dg rasa sakit.. Aku masih terus mencari informasi. Katanya, dia memiliki tiga anak.. Sakitnya ada.. Tapi tak pernah ada bukaan, jadi ketiganya SC. Yang satu lagi juga mengatakan seperti itu. "Udah ga ketulungan sakitnya, ga juga ada bukaan mba," katanya menjelaskan.

Hmm… sementara adik sepupu terkejut ketika kami kabarkan disuruh pulang. “Beresiko.” Kecemasan yang kami tenangkan dengan mengatakan, “OK.. kami akan ke rumah sakit,”Walau waktunya tak saat itu juga :D

Terhitung sakit di bawah perut itu sudah sekali lima menit. Hingga jam setengah 12 malam tak kunjung berhenti. Teman-teman di Grup ODOJ seluruhnya mendoakan… Agar saya bisa lahiran normal. Hiks… terharu. (doa yang ternyata kelak diijabah oleh Allah)

Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban. Mempertemukanku dengan orang-orang yang mencintai Quran, mencintai ukhuwah.

Tepat pukul 12 malam, saya mengatakan sudah tak tahan lagi kepada Si Ayah. Terserahlah, kalaupun nanti tetap taka da bukaan, tunggu saja di rumah sakit. Tas siaga langsung dibawa, Fathul yang sedang pulas digendong dan terpaksa mengganggu Mama (tempat tetangga yang biasa menjaga Fathul kalau saya pergi). Fathul dititipkan. Di mobil, sakit tetap tak henti. Ya Rabbi…

Sesampai di RS Ibnu Sina Gunung Pangilun Padang, masuk UGD, diperiksa. BUKAAN TIGA JELANG EMPAT. Allah… nikmat-Mu yang mana yang mampu hamba dustakan?? T_T“Karena malam, bawa istirahat aja dulu ya, Nda. Kalau siang tidak apa dibawa jalan,” kata bidan muda itu dengan senyum ramah. Dia langsung memanggil nama saya dengan akrab.Waktu itu Piala Dunia sedang berlangsung, jadwal pertandingan Brazil lawan apa saya lupa. Si Ayah yang memang sudah sejak siang merencanakan mau nonton saya suruh nonton aja di luar.

“Bunda ndak papa ditinggal?”

“Ndak papa?” kataku sambil tersenyum.

Ah… kurang apa lagi sosok ini, sungguh pria sabar luar biasa yang dikirimkan untuk senantiasa ada bersama saya.

Babak pertama usai, Si Ayah balik ke kamar tempat saya istirahat. Saat saya suruh kembali lagi untuk lanjut nonton, dia tidak mau. “Di sini aja, Bund,” katanya dengan tatapan iba karena sakitku semakin menjadi. Dzikir yang tadinya lemah kini mulai bersuara. Sakit sekali. Sampai kuhitung jarak sakitnya sudah 3 menit sekali. Saya sudah tidak tahan lagi. Bidan dipanggil.

BUKAAN 7. Dokter ditelepon. Peralatan persalinan dipersiapkan. “Setengah jam tidak juga melahirkan setelah bukaan lengkap, harus operasi.” Kalimat itu selalu terngiang.

Ya Rabbi.. sakit semakin menjadi. Pegangan erat Si Ayah semakin keras. “Jangan bersuara ya, Nda. Nanti tenaganya habis,” kata bidan yang masih mempersiapkan peralatan.

“Istigfar Bund, Sabar Bund,” berulang Si Ayah menuntun untuk terus menguatkan.

Ya Rabbi..

Hingga sampai saya pada rasa sakit luar bisa, yang teringat adalah dosa. “Yah…  Banyak dosa Bunda Yah… maafkan Bunda Yah,”

“Eh.. ngomong apa… dzikir aja terus.. dzikir,” jawab Si Ayah.

Sungguh sakit yang luar biasa sampai kemudian terlintas, mungkin itu akhir hidup saya. “Ya Allah.. hamba tidak sanggup lagi,”

Itulah kenapa kemudian ketika sang Ibu meninggal saat melahirkan, maka syahidlah dia. Tapi tahukah? Sunggu godaan keimanan begitu besar ketika merasakan sakit luar biasa. Sampai saya tertumbuk pada tulisan Al Baqarah ayat 45 yang berada di dinding

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´, ( Surat Al Baqarah Ayat 45)

Yang lanjutan surat itu adalah

Yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhan-Nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya..

Ketenangan menyelusup, hamba serahkan semua pada kuasa-MU ya Rabb. Mudahkanlah rasa sakit ini bagi hamba. Dan kelak.. jadikan anak-anak yang lahir dari Rahim hamba anak yang sholeh/sholeha.

Dokter datang, bukaan lengkap. Tiga kali ‘ngeden’ saja, Raid Raqilla (pemimpin yang selalu berbuat baik) lahir ke dunia. Saya melihat ada telaga di mata si Ayah. Kecupan di kening dan tangan yang tak pernah lepas itu begitu terasa luar biasa. “Alhamdulillah, normal Bunda,,”

Maka nikmat-MU yang manakah yang mampu hamba dustakan. Puji Syukur ya Rabbi. Atas kelahirannya. Bayi mungil dengan berat 3,1 kg. Dengan rambut lebat. Mata sipit. Dan jari jemari yang panjang. 04.17 WIB. Semoga menjadi kebanggan dunia akhirat karena ketakwaannya kepada Allah, kemulian akhlaknya, kekuatan dan kekokohannya dalam menjalani tantangan hidup dunia.

Meski Dokter dan para bidan sedang menjahit robekan yang katanya sebanyak 8 jahitan luar dalam. Meski sakitnya luar biasa. Tapi sudah ada si dedek yang IMD (ini sangat penting karena ASI pertama yang katanya disebut kolostrum itu juga merupakan imunisasi alami baginya). Tahnik dengan kurma. Kemudian adzankan. Karena dia laki-laki.Dua buah hati kita sayang. Jagoan kita.

Sepenuh-penuh doa untuk semua kebaikannya. Semoga kita dapat menjadi orangtua yang sukses mendidik mereka.

Catatan.

Setidaknya, isi tas siaga

Kain sarung perempuan 4 bh, baju bayi 6 bh, popok 6 bh, bedong 6 bh, sarung tangan dan sarung kaki baby, topi baby, stagen 3 bh, pembalut herba (beli sama kak yosi ;), celana dalam 6 bh, bra 4 bh, baju berkancing 3 bh, perlengkapan mandi + sisir, ikat rambut, jilbab instan 3 bh, kaos kaki, tisu basah, tisu kering, bedak+handbody bunda :D, kain panjang (gendongan), selimut baby, kurma tahnik.

-) Usahakan IMD ya.. (komunikasikan dengan suami agar menyampaikannya pada dokter atau bidan jika mereka lupa/tidak menganggap itu penting)

-) Habis lahiran normal, lebih kurang 6 jam, jika ada luka jahitan, bersihkan sebersih-bersihnya, jangan takut perih, busakan sabun. Pastikan wilayah jahitan benar-benar bersih. Mulai bergerak, tapi tetap dibasahi.

Kata orang kampung cebok dengan kerak nasi/air hangat kuku rebusan asam kandis.Makan dijaga, untuk amannya cukup konsumsi sayur, tempe/tahu/ikan, buah.

-) Biasanya yang menyusui pertama kali akan demam dan sakit pada payudara (ada juga yang tidak-pen), tapi tidak masalah, itu normal. Sabar ya... :) Jika puting tidak keluar, pilin dengan halus (ke arah luar) agar nantinya baby mudah untuk mendapatkan asi. Sebenarnya pada masa kehamilan pembersihan puting juga sudah harus dilakukan. 

-) cukur anak pada waktu yang disunnahkan kemudian sedekah dengan nilai perak

Selamat menanti buah hati....

"Semoga kita menjadi ibu terindah bagi mereka :)"