Sabtu, 22 Mei 2010

Angkot bagi Akhwat 

http://www.google.co.id/imglanding?q=angkutan%20kota&imgurl=http://dimskipedia.files.wordpress.com/2009/08/angkot-pdgxa2.jpg&imgrefurl

Mata itu liar mencari tempat yang pas, tepat ketika kaki kirinya menginjak dek angkutan kota. Akh, 3 detik kemudian dia sudah duduk di sebelah seorang laki-laki 30-an. Itu tempat yang paling nyaman, kalau mengambil bangku 4, maka dia akan diapit oleh dua laki-laki malah.

Sebagian besar akhwat yang tidak memiliki alat transportasi pribadi mau tidak mau akan terjebak dalam kondisi seperti ini. Ketika harus duduk sangat dekat dengan laki-laki nonmuhrim. Apalagi kalau sopirnya kejam dan tak mau mengerti wajah memelas sang akhwat agar tidak disuruh geser terlalu mepet guna menambah penumpang. Tuntutan dan keharusan untuk menaiki angkutan umum ini tentu saja membuat kita makin cerdas berpikir. Bagaimana menanggulangi kondisi-kondisi yang terdesak dan tak nyaman.

Belum lagi ketika memberikan ongkos ke sopir atau kernet. Dilempar saja tentu tak sopan, harus benar-benar mengatur posisi uang, meminimalisir kemungkinan tersentuh oleh sang kernet atau sopir. Ironis sekali, sementara ketika di luar sana (di luar di dalam angkot) mereka begitu ketat menjaga, jarak 1 meter dari nonmuhrim saja merupakan jarak yang tidak membuat diri nyaman.

Trik jitu
  1. Jelikan mata untuk mencari posisi strategis, meminimalisir kemungkinan duduk bersebelahan dengan lawan jenis (mesti sangat sangat cerdas, karena sopir angkot itu akan jingkrak-jingkrak jika kamu terlalu lama bermenung, menganalisis apalagi dengan teori  untuk memilih tempat duduk yang paling strategis)
  2. Saya pikir tidak apa-apa sedikit memaksa untuk duduk di antara 2 wanita. Biar aman.
  3. Siapkan uang ongkos, lipat atau lebih bagus dikembangkan utuh, maka jarak antara tangan kita dengan tangan sopir/kernet angkot yang akan mengambil uang cukup jauh
  4. Waspadai penumpang yang baru masuk. Antisipasi agar ia tak seenaknya duduk di sampingmu
  5. Jadikan tas ransel atau sandangmu sebagi hijab, geser sedikit untuk membuat jarak dengan laki-laki di angkot.

Finishing, in my favorite room “ruang shalat” didampingi oleh si kecil Najwan, yang hmm... semoga cepat dewasa ya dek....
21:25 WIB
Jumat, 21 Mei 2010

2 komentar:

  1. sepakat....
    bagaimana dengan bus kota yang memiliki lengkingan alunan suara yang tidak pernah mengenakkan telinga?

    BalasHapus
  2. Bisa antisipasi dengan memakai headset, raja'ah hafalan, diskusi dengan teman, baca buku. Sangat tidak dianjurkan untuk ngelamun apalagi mengimajinasikan lagu-lagu tidak beres itu :D

    BalasHapus