Rabu, 30 Maret 2016

Bahagia.. Sederhana



Bismillah..
Ba’da tahmid wa shalawat
Rabu, 30 Maret 2016
21:45 WIB

Tadi menyaksikan siaran di salah satu program TV One, menceritakan seorang yang telah berusia 37 tahun dan memiliki keterbatasan fisik. Namun tetap gigih berjuang dengan sang ibu, memungut sampah, berjalan puluhan kilo dalam sehari. Ayahnya buta, di rumah ada empat orang keponakan lagi yang mesti dihidupi dan dia harapkan agar tidak sampai putus sekolah.

Meski hidup dengan segala keterbatasan (menurut pandangan manusia), dia kaya..... Ibunya sangat pantang meminta-minta. “Allah itu Maha Adil,” tuturnya. Tegas. Tegar.

Ya Rabb... Bahagia itu begitu sederhana
Ada pada syukur dan ikhlas...
Benarlah... yang mempercayai keberadaan-MU, yang mengimani dengan teguh semua nama-MU akan senantiasa merasa cukup. Kekurangan tak menjadikan mereka menjadi peminta-minta.  Kelebihan tak kemudian menjadikan mereka jumud.

“Bang... kita ini harus sering-sering melihat yang seperti itu ya, Bang,” ujarku di meja makan.
Dilanjutkan dengan obrolan analisis suami tentang tayangan yang berkaitan dengan pemberitaan yang marak beberapa waktu ini :D

Meja makan selalu menjadi tempat yang begitu menyenangkan untuk berdiskusi J sangat jauh dari suasana diskusi di kampus dulu :p adem... menenangkan.. begitulah berbincang dengan Ayah Fathul itu. Lelaki yang menurutku memiliki stok sabar yang luar biasa dan kudoakan tak pernah habis.
Kelak.. jika Uda Fathul dan dedek Raid sudah bisa makan di meja.. tentu akan lebih hangat lagi :’)

Memilikinya, dua jagoan yang ‘banyak tingkah’nya adalah cukup. “Hhhh... kurang apa lagi kita ni ndak, Bang....”
Usai berbincang-bincang begini, kami selalu mengakhiri degan simpul. Bagi kami, perbaikan diri, menyiapkan masa depan anak, dan menjadi penyejuk hati bagi orangtua adalah misi utama. Mencapai visi abadi, bersama di syurga. Tanpa kurang satu pun.

Benarlah.. genggamlah dunia di tangan agar mudah dilepaskan, jangan simpan dunia di hati.. agar tak berat untuk tunduk dan patuh pada-NYA.

Sering kali, dunia ini meletihkan. Membuat lupa akan untuk apa diri berada. Jadi mesti selalu diingatkan, diulang... visi misi itu.

(hutang sudah begitu menumpuk ternyata.... makasi sudah selalu setia menagih ya Bundo Hauna :*)


2 komentar: