Kamis, 24 Januari 2013

Tentang ‘Rumah’ (kita menyebutnya rumah) dan Seseorang

Masih ingat lagu yang liriknya “matamu stereo.. lihat ke kanan ke kiri,” haha.. (lagu siapa tu yak??) kalau aku??? Sungguh ketika inget lagu itu, langsung inget seseorang. Yang beliau dengan stresnya ngedit berita, tasasak menjelang cetak, sambil tereak.. tereak “Matamu stereo!!!” haha.. Sungguh suka senyum2 sendiri saat mengingatnya, kadang malah lebih dari senyum ketika dengan tak sengaja keluar “matamu stereo”.. ketawa.. si abang bingung, “kenapa nih sang istri” haghag

Hhh... inget rumah, inget banyak hal. Serasa ingin kembali merasai takut2 menjelang kelulusan setiap step seleksi, tambah lagi dengan tingkah senior yang aduhai. Ingin menikmati gairah membaca, belajar jurnalistik yang begitu menggebu. Bertabur diskusi-diskusi hangat khas mahasiswa yang hangat.

Ingin kembali berlari kencang dari ‘rumah’ menuju wisma 5 menit sebelum pukul 21.00 ditabuh. Karena sungguh akan lebih sedap lagi ketika harus dilempar sapu lidi dari atas, dan menyapu di malam yang merambat pekat. Bukan hal menarik membayangkan, akhwat-akhwat wisma dan tetangga yang akan menemukan wajahku manyun dengan sapu, menyapu kosong dengan sapu lidi karena sebenarnya memang tak ada sampah yang patut di sapu di teras rumah berlantai tiga itu.

Sampai kini, mengingatnya... aku tetap mengatakan hal yang sama. Seperti yang aku lontarkan kepada semua keluarga ‘rumah’ saat mubes internal di Fakultas Ilmu Pendidikan waktu itu, “’Rumah’ memberikan warna yang berbeda dalam perjalanan hidup saya” :’)

Kamis 24 Januari 2012, 23:00 WIB, ba’da ngisi bensin jagoan
Bismillah...

Kemudian menggelitikku untuk menceritakan seseorang di antara mereka.. ba’da mendengar suaranya di ujung sana. Makassar. Suara itu lembut. Dulu dia ‘agak’ pemarah. Hehe. Tapi rasanya aku belum pernah kena dengan amrahnya. Atau aku tak ingat ya??? Haha... Bagaimana tidak, kepenurutan dan wajah menghibaku tentu saja membuatnya tak tega untuk marah (benarkah???)

Entahlah.. usai mendengar suara itu, aku berpikir memang sudah banyak yang berbeda. Entahlah,,, ada ruh di sana. Akhlak yang tebakanku lebih menawan, atau mungkin juga pancaran keimanan yang semakin kuat. Dan anehnya.. aku juga merasakan keterikatan. Kerinduan yang sama seperti aku rasakan kepada dua lagi orang ‘rumah’ lainnya. Benarkah tali iman yang menjadi penyebabnya. Lagi-lagi entahlah.. aku tak tau pastinya.. yang jelas, ada rinduku untuk sosoknya..

Dan.. tiba-tiba aku teringat ucapnya dulu, lontaran keinginan ingin menutup aurat sesempurnanya. Hmm... aku kembali tersenyum mengingat jilbab langsung hitam menutup dada yang sering dia kenakan.

Kak... Aku rindu..

Dalam doa... Semoga Allah juga memperkenankan kita kembali bertemu dalam kualitas iman yang lebih lagi, juga berkenan mempertemukan kita di tempat tertinggi, terindah...  kelak...
23:21 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar