Selasa, 29 Maret 2011

Catatan Muktamar..

JiLan Al Rasyid16 Maret 1:29
Sosok paling terakhir yang mendapat giliran menyampaikan visi misi. Seperti biasa (beberapa kali aku menyaksikan ketika beliau berbicara di forum –DM3 Megapolitan dan sekarang,muktamar--) forum mendadak hening. Disusul dengan suara khas beratnya. Tenang. Wajah-wajah tegang pun meremang. Pfuh… seperti ada beban-beban berat yang luar biasa menghimpit dada masing-masing kader KAMMI yang berada di ruang sidang Arafah.

Teringat aku cerita beberapa akhwat Jakarta di Bekasi kurang lebih sebulan lalu. Sambil menitikkan bulir-bulir bening. –ah… sebegitu susahkah masing-masing kita ini untuk lapang? Lucu sekali kita yang katanya memiliki visi bersama, kader tarbiyah, dan fikrah gerakan yang begitu mengedepankan yang namanya ukhuwah tapi malah bermasalah di titik itu.”

Usai penyampaian visinya selesai beliau berkata, “Siapapun yang menjadi ketua KAMMI Pusat ke depan harus bisa melakukan semua itu –visi yang sudah dipaparkan tadi_pen-- dan satu hal lagi yang terpenting bagi KAMMI adalah mempertahankan ukhuwah Islamiyah. Maka saya tegaskan, tidak ada lagi permasalahan terkait apa yang terjadi sebelum dan sesudah MLB”

Presidium sidang I kemudian mengingatkan waktu.
Selang 2 detik pasca presidium sidang 1 mengingatkan waktu penyampaian yang tinggal satu menit lagi. Sosok berkostum putih hitam itu berkata, “beberapa waktu tadi saya menyatakan bersedia dicalonkan memang agar saya bisa berbicara banyak di sini,”
Hening sejenak…..
‘Selama ini saya yakin banyak fitnah menyangkut diri saya, hari ini saya ikhlaskan semua itu. Dan hari ini juga saya meminta maaf atas segala kesalahan di masa lalu, saya juga menyampaikan permohonan maaf dari akh Amang, akh Adi Sukmono (bla…bla… bla… -ana gak inget karena udah haru banget…. –seandainya antum di sini semua wahai anggota2 ‘KM’)
“Barangkali kemunduran dan kesulitan yang dialami oleh KAMMI semasa kepengurusan Akh Rijal ada juga kontribusi saya di dalamnya. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

13.10
AbuZar berdiri memeluknya… haru merambat. Tangis tertahan meluncur. Disambut kemudian sembilan kandidat lainnya berdiri. Memeluk hangat sosok itu. Ketum PP pusat demisioner tiba-tiba saja sudah berada di depan dan…. Mendekap eratnya. Peserta sontak ‘KAMMI sadari jalan ini.. kan penuh onak dan duri.. Aral mengahdang dan kezhaliman yang akan KAMMI hadapi.. Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati.. jasad ini.. darah ini.. sepenuh ridha di hati…’
Semua luruh sudah… kita akhiri semua dengan keikhlasan. Seperti kata pak RI ketika menyampaikan tanggapan umum usai penilaian LPJ PP KAMMI Pusat. “kita awali dari nol dan akhir ini pun dengan nol lagi”
ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR!!!

Kami berada di sini karena-MU ya ALLAH… hanya karena-MU. Bercita-cita membebaskan semua rakyat Indonesia, umat manusia dari semua kesengsaraan dunia… akhirat… Bercita-cita mengibarkan kalimat-MU di tiang tertinggi dunia ini. Satukanlah hati-hati kami ya ALLAH….

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahklan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-MU, hidupkanlah dengan ma’rifah-MU, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-MU. Sesungguhnyya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.”

Jilan Al Rasyid melaporkan dari Asrama Haji, Banda Aceh.
Rabu, 16 Maret 2011
14:11

Cat. Bagi kawan2 yang juga menyaksikan kejadian ini harap segera confirm kalau ada detak yang tak teramati oleh ana, begitu pun redaksi ucapan-ucapan FA tak terekam lengkap oleh otak yang kadang juga payah ini. Semoga menyebar hawa haru biru Muktamar VII KAMMI Banda Aceh. Dan dengan tegak kita bisa mengatakan, “KAMMI itu satu! Tidak ada itu pengkotakan, tidak ada itu perpecahan”.

1 komentar:

  1. sudah lama tidak berkunjung kemari, bagaimana kabarnya Ukhti?

    BalasHapus