Rabu, 01 Desember 2010

NGALAU Pangian



Subhanallah.. meluncur berulang kali melihatnya, mendengar gemericik air dan angin yang berdesir, stalagtit, stalagmit... Hanya ada itu dan dada yang mulai berdegup

"Satu setengah sampai dua jam waktu tempuh, tembus ke Batusangkar," kata ibu singkat tadi pagi.

"Banyak ular, kalau bertemu biarkan saja."

"Sampai di cabang dua saja, nanti tersesat."

"Ada petak-petak seperti sawah yang berisi air hangat..."
Kami sudah 5 kali menyebrang bolak-balik. Amatir. Hanya bermodal senter cas satu. Sementara telepon genggam masing-masing suda tat...tutt... kehabisan baterai. Berempat. Bunyinya saja satu sahabatku ini orang Lintau, tapi tidak tahu medan. Sepuluh menit dari pintu goa. Jaketku sudah seperti mau sobek ditarik.
"Kata ibu kan sampai mulutnya saja," terbata suara itu.
"Hmm..." tanggapanku.
"Nanti kita tersesat," satu suara lain lagi.
Sungguh... aku begitu menikmati mereka ketika itu.
Kupegang tangan mereka erat. "Tak apa... Kita berhenti sampai bertemu 'cabang dua' itu".
Kata yang kemudian disusul, "Udah tu... udah.... udah,"
Aku tersenyum dalam gelap, dalam getar yang juga luar biasa sebenarnya...
Kami berhenti ketika salah satu mengatakan

“Ular....”

"Hmm.. Ya sudah! kita pulang," ujarku.

hhh...... (helaan nafas yang lagi-lagi membuatku mengulum senyum...)

Subhanallah....

"Aku akan kembali," lirihku.

Menuntaskannya sampai Tanjung Berulak kutulis menjadi salah satu daftar tambahan setelah Singgalang, Mahameru, dan mentawai..

2 komentar:

  1. I will wait u in mentawai... ^!^
    Forgive me,,
    Or, do u want if we'll go together???

    BalasHapus
  2. Hmmm. MENTAWAI!!!!!!! Allah... izinkanlah....

    BalasHapus