Kamis, 10 Juni 2010

Kalah Bukan Berarti KALAH

Ada jalan yang membuat kami ke salah satu fakultas eksak sore itu. Menemui salah satu saudara yang akan segera angkat kaki dari bumi Minang. Ah, nanti, setelah semua urusan selesai mau tak mau, mungkin, akan juga melangkah menjauhi bumi penuh sejarah ini, ranah nan kaya adat.
Selesai berjabat erat dan menatap penuh arti, kusampaikan pesan lewat tatapan mataku. Dalam waktu seperti ini entah kenapa perbendaharaan kata indah lenyap seketika.

Ya, tak ada kata-kata yang aku ucapkan.

Kemudian melangkah pergi. Manusia BP 2008 itu melambaikan tangan sumringah. Adikku. Sudah lama sekali rasanya tak jumpa. Kami berjabat tangan, aku mengernyitkan dahi. Angkatan kedua alisku cukup untuk membuatnya kemudian menjawab. “Kita kalah, Kak,”.

Hmmm.... dia memelukku erat. Kurengkuh lebih lagi. “Berarti, kita disuruh ALLAH instropeksi,” ujarku. Yang berkelindan di otak memang segala macam penurunan kualitas aktivis yang ‘katanya’ kader dakwah akhir-akhir ini. Ah.. (masih ingat dua tulisanku yang lalu kan??) Rayap-Rayap Dakwah dan Titik terlemah.

Bagaimana ALLAH akan memercayakan kepemimpinan kampus itu kepada kita kalau sebenarnya kita sendiri belum sanggup untuk itu, tidak cukup kualitas untuk itu, terlalu berat amanah untuk itu diembankan kepada kader-kader dakwah yang rapuh. Silahkan pertanyaan kepada diri masing-masing terkait ini.

Siyasi bukanlah segala-galanya, ilmi dan dakwi masih menunggu untuk kita jamah seserius-seseriusnya. Jadikan ini sebagai pelajaran berharga bagi diri ADK ke depannya.

KEEP FIGHT!!
Bukankah kita yakin kalau rencana ALLAH itu jauh lebih indah???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar