Kamis, 27 Mei 2010

LANJUTAN... Diary PL...

Rabu (28 April 2010)
09:04

Ba’da dari X2 (ekspresi gembira banget nih...)
Bel telah berbunyi 3 X, sudah lewat sedikit dari 07.30, kepsek mondar-mandir (yang kupahami sebagai bahasa tubuh beliau untuk menyuruh guru-guru segera memasuki kelas). Kutatap X2 dari pintu ruang majelis guru, sejurus ke depan. Siswa-siswa putrii terlihat masih bergerombol, ngerumpi, di meja paling depan dekat pintu.
Pandangan mengitari sekolah, masih banyak siswa yang berada di luar kelas, duduk-duduk santai. Suara Kepsek tiba-tiba meluncur dari mikropon “Anak-anak untuk segera memasuki kelas... bla... bla...”
Kulangkahkan kaki mantap dengan sepatu yang dulu paling kubenci :’) sudah sangat bersahabat dia kini. Cuma butuh waktu memang.
Tidak ada persiapan hari ini. Semalam sudah larut, maklum lagi marak-maraknya ‘kasus’ jadi mulai agak lebih ekstra.
Menatap tumpukan lembar ujian anak-anak yang mesti diperiksa. Ho..ho... kubuka agenda PL, bertemu lagi dengan draf skor siswa yang menuntut untuk segera dianalisis sementara tubuh sudah terasa aneh. Kutatap Vermint, obat dengan botol orange itu, ia menjadi yang setia kalau badan sudah beraneh ria. Aku menggeleng, “ aku tak mau,” seakan berbicara pada diri sendiri.
Kutarik bantal dari tempat tidur. “Hm... kutinggalkan kau dulu,” senyumku getir.
Pagi, bsngun sudah adzan subuh. Kelabakan? Tentu saja. Lewat jam 6 berangkat dari rumah, telat otomatis. Allah... di angkot sibuk almatsurat, angkot dari pasar ke Tekab saja pahami lagi materi. Walaupun sebenarnya materi hari ini sudah di luar kepala tapii tetap perlu persiapan baru. O...o... Resi menawarkan pula materi menarik untuk didiskusikan sepanjang jalan. “Maafkan Ibu anak-anak,” di dalam hati.

POTRET GURU YANG CEROBOH!!

Kembali...
Kelas X2 seperti biasa, masih sedikit yang di lokal. “Assalamualaikum,” ala kadarnya dariku. Beberapa menjawab, banyak yang tidak.
Lewat di depan bangku barisan depan no 3 dari pintu terdengar celetukan, “Rajin ibu mah.”
Sontak bibirku mengatup (kehadiran yang tidak diharapkan :)). Ini memang hari pertama sekolah mereka, pasca beberapa agenda libur.
Yang lain berdatangan. Cuma Rinto dan Deny laki-laki tadi, tapi sekarang sudah lumayan banyak. Rinto pimpin doa. Loyo...... sekali. Semuanya. Seperti yang belum makan 3 hari. Selesai doa kusuruh mereka membaca asmaul husna. Lebih loyo lagi. Yola pimpin...
Di tengah-tegah yang seperti itu beruntung dikaruniai ide-ide yang agak sedikit membantu (selalu tiba di waktu-waktu mendesak).
Nilai mid mereka menjadi titik tolakku berbicara untuk motivasi. Lumayan sukses...
Lanjut kuhentak mereka dengan cerita-cerita Soekarno. Begitu ganasnya beliau ketika berpidato, “Singa Podium”.
Semua terpana...
Masuk
Materi tentang pidato
Cash... tepat sasaran! (Alhamdulillah ya Allah)
Kuulas pidato-pidato yang mereka dengar waktu perpisahan kelas 3 kemarin. Hidup... mata mereka berbinar antusias tak kuyu lagi, sesekali mereka mengangguk.
Selanjutnya...
Kuberi mereka beberapa menit untuk merancang konsep pidato singkat tentang perjuangan. Yang berani maju! Tambahan satu point untuk nilai mid mereka yang jeblok.
Semangat mengoret-oret konsep, memejamkan mata dengan mulut berkomat-kamit, mengetuk-ngetukkan pena ke kepala, memonyong-monyongkan bibir.
Sungguh... mereka begitu lucu :D
Meski begitu cuma dua orang putri yang berani maju. Nurul dan Yola.
Yola dibalik sifat cuek dan kerasnya, hmm.. dia memukau mengungkapkan kemirisannya kalau Indonesia selalu saja disebut negara berkembang. Kapankah indonesia menjadi negara maju? Sempat merinding. Diulaslah pidato mereka.
Bel berbunyi. Aku meminta mereka untuk menutup mata. Semua. Ada kado kecil yang akan aku berikan kepada salah satu dari mereka. Siswa terbaik, selama pemantauanku!
“Semua menjauh dari laci”.
Susah kumenyuruh agar para laki-laki itu menutup mata. Gaya intip-intip mereka. Hmm... “Tutup!” Ujarku. Mereka tersenyum-senyum. “Udah bu... udah bu...”.
“Sekarang.. silahkan periksa lacinya masing-masing bagi yang mendapatkan sesuatu jangan katakan siapa pun.”
“Pesan Ibu, berlombalah untuk menjadi yang terbaik.”
“Assalamualaikum...”
Tak pernah seserempak dan sesemangat itu mereka menjawab salamku :’D
Sukses untuk hari ini

Catatan
  1. Siapkan cerita menarik untuk mereka di tiap pertemuan
  2. Butuh kado-kado kecil untuk memotivasinya
  3. Ciptakan PBM yang riang tak tegang
  4. Berpersiapanlah! Matap melangkah ke kelas dengan perencanaan yang matang.
Insyaallah ke depannya...
Untukmu adik-adik.. tidak.... anak-anakku :)
Rinto Sukma, kuberikan catatan kecil berisi pesan untuknya plus sebuah buku mini berisi al-ma'tsurat, Juz 30, dan Hadits Arba'in. Anak yang santun, cerdas, responsif. Meski begitu dia tetap dekat, berteman dengan ‘berandal-berandal’ kelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar