Selasa, 18 Juni 2013

6 Bulan (berat)

Bismillah
Rabu, 12 Juni 2013
12:46

Menunggu jemputan makan siang
Luvly Husband


Fathul Islam Definda namanya, 8 Juni lalu, tepat berumur 6 bulan. Jika ibu-ibu di Jepang akan langsung menghentikan aktivitas kantor/kerjanya begitu mendengar sudah ada janin di rahimnya, tidak dengan bunda. Kenapa?

Ikatan amanah bunda masih harus berjalan dan ada rencana-rencana yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak yang harus bunda tuntaskan hingga tiba masa.

Bunda ingat apa kata Ayah, "Bunda nyaman ya di sana, kerja sambil beribadah, bisa menjadi perantara pertolongan Allah."

Bunda cinta pekerjaan bunda, tapi tentu lebih mencintaimu, Nak. Insyaallah, 3,5 bulan itu akan segera datang.

Sudah sejak senin berurai tangis. Tak boleh diam. Kalau tidak, ingat dan jatuhlah dia.

"Sementara Bund, sabar...," kata ayahmu menenangkan. Disusul dengan canda-canda. Meski bunda tahu, dia juga berat.

Hari ini bunda dan ayah pulang, bawa persediaan ASI. Banyak. Ada 7 botol.

Rindu juga.... sangat banyak, Nak :'(

Jumat bunda pulang lagi. Minggu kita ke Padang. Bertiga. Seninnya Fathul akan punya banyak teman baru. Tidur malamnya akan bersama bunda lagi. Peluk sayang untukmu, sayang.

Ibu mana yang tidak ingin memiliki hubungan yang dekat dan akrab dengan bayinya. Berikan semua yang terbaik dari kita untuk memaksimalisasi pendidikannya. Sungguh, 0-6 tahun itu tahun yang singkat.

Kita tidak bisa menjamin, akan menjadi apa anak kita kelak. Namun tugas utama kita (orangtua) sekarang adalah memenuhinya dengan bekal. Dunia begitu memperdaya. Kalau tidak punya cukup bekal, dia akan lebih mudah kehilangan arah.

Saya tentu akan sangat menyesal jika tidak membersamainya dengan maksimal di saat-saat dia sedang butuh-butuhnya seperti sekarang ini.

Bagi teman-teman yang kelak akan menyusul saya, memiliki baby :') Hentikanlah 'bekerja' ketika dia sudah tiba. Proyek terbesar kita adalah dia. Kita sekolah tinggi-tinggi tapi untuk luar, sementara anak hanya diasuh dengan baby sitter, yang dari segi pendidikan dan karakternya pun kita tidak yakin.

O.. iya, sampai lupa. di usia 5,5 bulan Fathul sudah pandai merangkak, sekarang rangkakannya sudah luar biasa kencang. Yang menjadi favoritnya adalah hamparan kabel-kabel. Entah itu kabel TV, carger Laptop, handphone, lampu, pokoknya semuanya. Jangan ditanya bagaimana ekspresinya ketika sang ayah atau bundanya membuka laptop, dia akan buru-buru memburu. Atau, merangkak diam-diam :) dan taraaa... sudah sibuk menghentak-hentakkan tangannya pada keyboard.

Kalau membaca buku, bunda harus mengangkatnya tinggi (kebiasaan buruk yang susah diubah, membaca sambil tiduran). Kalau dulu posisi biasanya menelungkup, sekarang tentu tak lagi bisa.

Gaya menangis sudah berbeda pula "babp..babp..bapb" kalau minta digendong... berteriak-teriak sendiri kalau minta ditemenin, dan... gaya tangis biasa...

Tertawanya.. ah...
Maka..
Nikmat Allah yang mana lagi yang mampu saya dustakan

#doapenjagaanALLAHselaluuntukmu

Jumat, 07 Juni 2013

Dan Cermin itu... Adalah Mereka

Ada pula.. Orang-orang yang melihat wajahnya saja sudah membuat penat. Hawa kedatangannya pun membuat resah. Kalau berurusan naudzubilah.. Payahnya. (Pada posting sebelumnya kita bicara sikit tentang orang-orang yang dirindu :))

Mungkin.... Kita pernah atau sering terjebak untuk harus berkomunikasi dengan orang-orang model begini. Kalau ditengok KTP. Agamanya Islam. Klo ditengok penampilannya rapi sangat, malah kadang berjilbab pula.

Namun, mengutip kata ust. Salim A Fillah dalam DDU-nya, pada bag. Semua adalah Cermin, setiap org yang berada di sekeliling kita, termasuk mereka yang paling menyakiti kita, sudah diizinkan Allah untuk berada pada posisi itu. Untuk kemudian menjadi cermin. tempat kita mengambil hikmah. Waktu kita untuk belajar tentang kebijakan. Tentang pengertian. Tentang bersikap. Dan mengambil prinsip. Akan jadi yang bagaimanakah kita?

Sama dengannya atau lebih mulia? Ya Rabb.. Sungguh sebaik-baik tauladan adalah kekasih-Mu. Yg dalam diam dan katanya bergumul kebaikan. Yang ketika bermuka masam saja Engkau tegur dengan sebuah surah. Ah.... Seandainya pada kami, sudah tebal setinggi langit (atau bahkan lebih) buku kami karena setiap hari atau justru setiap detik, kami pantas dengan teguran-Mu

Jadikanlah kami senantiasa menjadi orang yang bergerak selalu pada kebaikan, yang tiap kata dan sikap adalah manfaat. Bukan justru luka bagi saudara.

Ditulis untuk saudara2 yang saya cintai, mereka yang juga telah sabar berada di sekeliling saya. Meski kadang bebal, pada kalian saya bercermin :)