Selasa, 01 April 2014

Karena Respon Baik, Semuanya Bisa Menjadi Baik

Selasa, 1 April 2013

Bismillah..
Bada tahmid wa shalawat..

Ingin mengaktifkan kembali menulis d waktu-waktu senggang. Hari ini baru saja mengalami beberapa kejadian 'baik'.. Bukankah stiap kejadian netral? Dan yg menjadikannya positif atau negatif adalah respon kita?

Ya.. Saya mencoba untuk meresponnya dengan baik.. Maka jadilah kejadian-kejadian itu kejadian penuh hikmah. Pagi, saya menitikkan air mata karena Fathul yg entah mengapa begitu manjanya.. Rewel.. Mau dipangku saja, sambil dia berusaha kembali untuk tidurr. Sementara mata yg baru sempat terpejam 2 jam tadi.. Letih.. Begitu juga dg raga. Menahan.. Sambil melihat jarum jam yg trus melaju ke pukul 7.

Makannya sudah siapp, tapi dibilangnya tak enak. "Nak.. Bunda mau pergi kuliah," kata saya disusul dg bulir bening yg mulai mengalir dari mata.

Allah--- beri saya sabar berlipat, kasih berkubik-kubik..

Tugas UTS saya belum selesai.
Sampai d kampus, tempat fotokopian samping pasca penuh. Riuh. Di antaranya, banyak teman sekelas yg sibuk nge-print, jilid, dkk.

Lirih saya katakan pada salah satu di antara mereka "Makalah saya belum selesai"

Apa daya.. Sampai d kelas.. Ketua kelas mengabarkan pesan dari sang dosen. "Bapak tdk bisa masuk pagi ini" katanya.

Ya Rabbii.. Lagi2, tolerir terhadap kelalaian hambaMU yg hina ini :'( saya malu..

Jadwalnya mengumpulkan tugas pada Prof 'terangker' d kalangan mahasiswa. Sengaja saya membawa tugas 1, untuk ditanyakan kesalahannya. Mengingat komentar tertulis dari beliau masih menimbulkan tanda tanya bagi saya, nilai yang tertera juga cukup menyedihkan. Jadi saya pikir tak apa memperjelas kebenaran dari beliau... Saya ingin dengar langsung ada masalah berat apa dengan tugas saya itu..

Awalnya semua baik-baik saja, namun dalam hitungan menit beliau berang. "Pokoknya tugas Anda sudah saya baca! Anda tidak ikhlas dengan nilai Anda! Kalau tidak ikhlas itu,tunggulah bencana, saya kurangin nilai Anda nanti!" Begitulah kira-kira redaksinya dan saya diusir keluar dengan keras. Di akhir kata "Permisi, Pak" dari saya, saya sempat menelisik ke matanya yang mendelik. Satu detik.

Menyampaikan luka di mata saya atas reaksi beliau yang saya rasa berlebihan. Sungguh dari dulu, nilai bukanlah segalanya bagi saya.. Namun jika merasakan bahwa saya tidak mendapatkan setimpal dengan usaha keras saya, tentu saya akan bertanya. Untuk kemudian mendapatkan jelas. Dan bagi saya, dalam kejadian ini pun, saya mendapatkan jelas atas tugas saya. Saya tidak kecewa atas nilai saya dan apapun yang akan beliau lsayakan dengan nilai saya, cuma ada perih yang seketika timbul, orang yang selama ini saya banggakan, saya kagumi, saya ceritakan 'keguruan'nya kepada semua orang...
Saya tertegun atas reaksinya..

Allah--- jika ada banyak salah atas sikap seorang murid ini kepada seorang guru, maka susupkanlah ketenangan dalam hati guru hamba tadi.. Atas kejadian tadi... Namun jika ada benar pada diri hamba, maka hamba mohon jadikan perenungan bagi kami.

"Maafkan saya, Pak..." yang belum sempat terucap...

"Ampuni hamba ya Rabb.. "