Ba’da tahmid wa shalawat
Jumat, 25 Januari 2013
21:44 WIB
Waktu menulis kini selalu seiring dengan waktu tidurmu,
Nak..
Hhh.. Tak sabar rasanya menunggumu juga larut dengan
kegemaran ini J
Ayah bundamu seakan hampa kalau tak melakukan hal satu ini.
Enam bulan sudah si Ayah banting stir buka bengkel motor,
mencoba melupakan rasa liputan dan menulis. “Tak rindu, Abang?” kataku suatu ketika.
Dengan cepat dia menjawab, “Ndak ah...” seakan ingin sangat
membuktikan bahwa dia begitu enjoy dengan dunia perbengkelannya. Dan.... Ba’da
kehadiranmu, Si Ayah tak sanggup lagi menutupi rasa rindunya hingga suatu pagi
di tengah sarapan.
“Kalau Ayah jadi wartawan lagi gimana, Bund...”
Suap kesekian kali itu pun tertunda. “Ha...” sahutku tak
percaya.
Sebenarnya aku berteriak girang bukan kepalang, benar kan...
kau pasti akan rindu dengan dunia yang mempertemukan kita itu. Hanya saja,
sadarkah sayang.. kita sudah jumpalitan waktu buka usaha bengkel kemarin.
Tabungan dikuras habis demi modal, kontrakan kedai yang juga tak terbilang
murah itu jugabaru saja kita lunasi beberapa hari lalu. Dan sekarang???
teganya.
Hhhh... Aku diam. Sekedar memberi ruang antara girang dan..
Ah, entahlah.. Bingung jadinya ketika itu.
Sampai kutemukan pelabuhan gundah
menanggapi sepatah kata dari Si Ayah pagi tadi.
Kesimpulan akhirnya ditarik pada suatu kata, Passion. Itulah
kekuatan yang akan membuatnya menjadi ahli di bidangnya.
Sementara itu, dia buka kembali buku-buku usang pedoman
wartawannya. Dengan wajah sayu. Sungguh tak tega melihatnya.
Malam, menjelang tidur barulah kuutarakan persetujuan. Tak
ada cerita pindah profesi lagi. Barang bengkel semua diopor ke bengkel bapak di
kampung. Untung saja ada yang bisa nampung. Kalau tidak, tentu ada rugi juga
atas barang-barang bengkel itu.
Dan.. kembali padamu, Nak. Semasa mengandung, bundamu ini
menulis saja kerjanya di kantor. Semoga menular juga padamu.. Tapi, kami tak
kan pernah memaksakan kau ingin jadi apa. Itu sudah ada sepakat. Kemana bakatmu,
kita akan sama-sama memupuknya. Sampai ahli ada padamu.
Kami orang tua yang demokrat sayang. Oh... bukan.. bukan..
bukan partai itu maksud Bunda. Yang jelas, Nak.. jadi apapun. Kau tetap harus
menyandang gelar takwa... Bagaimana selalu dalam doa-doa bunda.. “Ya Allah
jadikan Fathul Islam kebanggaan kami
dunia akhirat, karena ketakwaannya padaMU, karena akhlaknya yang mulia, karena
kecerdasan, kekokohan, dan kebijaksanaannya sebagai sebenarnya lelaki,”
Amiin..
22:21 WIB
Buru2 membersamai lelapnya
passion... love it... aamin... tetap semangaattt yaaa..
BalasHapusAmiinnn... Tq Doanya kaka... Kapan ni k Padang?? Asyik bgt tantangan di Jkt yak???
HapusPassion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you. Yeah.
BalasHapusYeah.... Tq sudah mampir Arip. Salam Kenal
Hapus