“Wisma lebih hidup
waktu kepemimpinan kakak… Rindu kakak… “
Pesan itu kuterima di tengah menumpuknya tugas2 kantor. Tiba-tiba
saja. Dikirim orang yang tak disangka-sangka.
Rasa ingin menangis. Dan menarik si pemberi pesan, kemudian
memeluknya. Dan membisikkan..
“Kakak tak seindah itu, Dinda..”
Bergetar kemudian kutemui huruf-huruf untuk lalu meluahkan. Meluahkan..
Ya Rabb Aku rindu
Allah… Aku merindu kuat-kuat yang dulu itu. Kerajinan
menemuiMU di sepertiga malam. Hafalan-hafalan surat cintaMU yang begitu
menenangkan. Kelarutan dalam membaca bait-bait sejarah lelaki penggenggam hujan
itu, beserta para sahabat-sahabatnya yang begitu memukau.
Kemudian kesendirian dalam perenungan-perenungan, bukan
memikirkan diri sendiri. Tapi berpikir tentang mencintai orang lain…
mencintainya dan menginginkannya untuk bergenggam tangan menuju janji-NYA
Ah, aku rindu. Sungguh, kesibukan telah membuatku tenggelam.
Padahal banyak makna yang Engkau sengaja hadirkan untukku kembali. Rabb… aku
ingin hangat itu. Kumohon..
… terimakasih pesannya T_T
hiks..jadi rindu juga, meski tak sekuat dan seindah kakak. T_T
BalasHapus