Jumat, 16 Juli 2010

Ketegaran Langkah Pascakampus


Udara malam pasca hujan menusuk-nusuk. Tak ada jaket yang akan dirapatkan untuk menghalau udara yang sekan merambat membekukan. Wira menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya satu sama lain, mengurangi dingin. Di pangkuannya terbuka al matsurat.
Beberapa menit yang lalu kami baru saja menuntaskan magrib. Dan beberapa menit lagi, seorang sahabat akan berangkat. Lagi. Sejatinya pertemuan pasti ada perpisahan. Sama seperti adanya kehidupan maka akan ada kematian, ajal. Karena sesungguhnya semua memang diciptakan berpasangan.

Berapa tahun sudah kita berkutat dengan buku, diktat-diktat tebal, tuts-tuts keyboard, radiasi komputer/laptop, mempelajari segudang teori, materi. Dan kini… tiba saatnya dia meloncat menjadi aplikasi-aplikasi di tengah interaksi dengan sekian makhluk di muka bumi ini. Namun tetap kemampuan berkomunikasi yang menjadi poin terurgen dalam membina hidup pasca kampus, kupikir. Tak hanya tuntas dengan IPK Summa Cumm Laud, tak cukup dengan keahlian mempresentasikan ide dan gagasan. Masih panjang deretan keahlian yang mesti kita kantongi agar ‘diterima’ di luar sana. Kawan…
Tak sedikit wisudawan yang tergugu ketika telah mendapatkan secari kertas itu. Akan dibawa kemana?

Pascakampus, saat kita membuktikan ketangguhan hidup yang sebenarnya. Karena ketika masih dalam tempurung kampus, megahnya dunia idelaisme, kita belumlah menjadi manusia yang sesungguhnya. Ketika itu kita hidup di tengah-tengah manusia yang satu komunitas, dan beruntung jika bertemu dan dekat dengan orang-orang yang memiliki prinsip hidup, idealisme, keteguhan pemikiran. Pun ada yang mengusik itu tak begitulah berarti karena ya sama… yang kita hadapi adalah satu komunitas. Akademik. Tak kan jauh-jauh dari itu..

Kini… giliran kau.
Tadinya aku pikir tak akan mengantarmu.. seperti biasa, itu caraku mencintaimu. Tak ada di saat-saat mengharukan. Karena sebenarnya aku memang tak begitu suka dengan suasana seperti itu. Dramatis.

Kaus putih yang membungkus kakiku memang sudah basah sejak tadi, kugerak-gerakkan dia yang berbalut sandal gunung itu. Kalau tanpa aktifitas akan semakin dingin.

Aku terpaku sejenak pada sosokmu yang membelakang. Kau berangkat dengan dandanan yang membuatku tersenyum. Rok hitammu sobek membentuk sudut siku-siku dengan sisi 4 cm plus minus. Sementara jilbab hitam presmina yang kau kenakan juga bernasib sama, sobek hampir 10 cm, untung saja cuma di ujungnya dan itupun sudah kau tutup dengan jaket ‘kebesaran’ kita. Kalau boleh berkata, kau kusut sekali ^^

Ingatanku melayang
Saat melangkah bersamamu dalam aksi-aksi itu. Berkejar-kejaran mengejar waktu rapat pukul 06.00 pagi (dan aku begitu menang kalau kau datang setelahku dan akan memberengut kecewa ketika mendapatimu sudah duduk duluan di atas sajadah panjang mushala-mushala kampus), melewati malam-malam tanpa picingan mata, evaluasi berbagai macam perkembangan diri, berapi-api menyusun target-target masa depan. Yang kadang orang berkomentar. Gila. Kita justru menyambutnya dengan deraian tawa. Dan mengatakan tidak ada yang tidak mungkin, jika ALLAH menghendaki.

Obsesi yang terbagi tiga menurunkan tujuan, sasaran dan target. Di bawah tujuan itu ada ibadah pada-NYA, di bawah sasaran ada Ridha-Nya, dan finishing di target adalah jannah-NYA. Kemudian semua itu dirangkum dalam satu garis dan frasa amal-amal nyata. Dilanjutkan dengan draf 100 impian kita. Kau bawakah kertas itu ke sana?? Ukhty….

Selamat jalan untuk terus melingkari mimpi-mimpi itu dengan spidol merah. Dan kalau kau berkenan, laporkan padaku setiap kau melakukannya. Insyaallah sangat akan memacuku berlari lebih kencang lagi.
Ana uhibbukifillah…
Semoga ALLAH mempertemukan kita di tempat yang paling mulia kelak. Untuk orang-orang yang beriman, bagi orang-orang yang bertakwa. Istoqomah, itu satu kunci lagi.

16 Juli 2010
21:10
Pasca mengantarnya dari BIM

10 komentar:

  1. Assalamu'alaikum...

    kunjungan balik,,
    anak KAMMI ya??

    :)

    BalasHapus
  2. Kita juga akan menyusulnya, kan? ^ ^

    BalasHapus
  3. Semua pasti menuju ke sana :P

    BalasHapus
  4. "Ahabbakilladzii Ahbaitanii Lahu"
    (Semoga mencintai anti ukht, Dzat yang anti mencintai na karenaNYA...)

    ;_;
    AR.

    BalasHapus
  5. Hmmm... ada bc hlmn prsmbhn skrpsi na ukht?

    ^_^
    AR.

    BalasHapus
  6. @ketikahatinuraniyangbicara&Regina: Amiin. Di waktu yang tepat tentu saja
    @aliyan: Udah... tapi sepertinya nanti anti mesti mengakui kalau halaman persembahan ana (yang dibuat jauh sebelum judul skripsi ACC^^-pen) akan jauh lebih mengurai

    BalasHapus
  7. semoga setiap yang terpisah, dipertemukan lagi suatu hari nanti..

    BalasHapus
  8. Hmmm, tuk nak sastra bole la...Tp klu tuk nak eksak terlalu mengurai itu akan merusak keilmiahan script itu sndiri,tul kan...
    Yg pntg itu "simpel but kredibel',br mantep! hehe... Dan,
    Seandainya boleh menyuratkan segala yang tersirat, enthlah... tebal script na nti malah jd 2x (bs2 dah khbisan modal sbl smpat mnjilidnya ^^)

    BalasHapus
  9. kunjugan perdana salam dari kami admin kawanlama95.blogspot.com

    BalasHapus