Jumat, 28 Mei 2010

Kekuatan Deskripsi dalam Bumi Cinta


Finishing
27 Mei 2010

19:54 WIB

Aku tersenyum ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselku beberapa waktu lalu (saat membaca novel terbaru Habiburrahman El Shirazy). Sudah nambah referensi bacaanmu ukh, apakah.... sudah mulai...

Pikiran ukhti yang satu ini memang kuat dengan signal-signal pubertas (wkwkw... peace). Kukatakan kalu memang lagi sering baca novel sekarang. Buat dipinjamkan ke anak-anak. Bulan ini saja sudah beli 4 Novel. Novel-novel remaja, dan yang kupikir bagus untuk mereka. Negeri 5 Menara, lalu karya Andrea Hirata, kemudian novel-novel anak sekolahan FLP. Hasilnya lumayan, mereka jadi banyak bertanya padaku perihal cerita-cerita dalam novel itu. Dan... aku mulai leluasa mengenalkan ‘dunia kita’ pada mereka. Sebelum meminjamkan ke mereka tentu harus menamatkannya dulu.

Sejurus, pulang sekolah, mantap kami melangkah ke penjual buku langganan. Buku Habiburrahman El Shirazy berada di tumpukan buku-buku terbaru. “Boleh lihat, Kak?”. Yang kupanggil kakak tersenyum sembari cekatan mengeluarkan buku berdominasi putih itu.

“Bagus tu ukh,” ujar Resi.

Sekilas aku berpikir, romantika kisah cinta lagi paling. Kulihat di kulit belakangnya. Baca. Aku mengangkat alis ke Resi, “Beli aja. Lumayan berat kok,” katanya asal.

“Berat apa,” sahutku.

“Anti kan sukanya gitu. Yang ini beda dari novel-novel sebelumnya. Ada melibatkan Yahudi-Yahudi juga,” jelasnya.

“Anti sudah baca?” Tanyaku.

“Sudah beli, baru baca sedikit,” cengirnya.

Dan sekarang memenuhi permintaan untuk dibuatkan resensinya. Bukan resensi sebenarnya, hanya tanggapan pembaca awam saja.
24 Mei 2010

Pukul 22:15 WIB, aku menuntaskan bacaan itu. Target ke-9 yang tercantum dalam draf yang kutempel di layar monitor komputer tuaku sudah dibulati dengan spidol merah.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini, orang Islam yang membacanya akan bertambah keimanannya, orang luar Islam maka akan berpikir ulang tentang kebenaran agama yang dianutnya. Dan agama manakah yang merupakan agama paling sempurna di muka bumi ini. Yang di dalamnya berisi petunjuk keselamatan bagi seluruh umat manusia di jagat raya.

Di sini juga dapat ditemukan kelemahan seorang laki-laki, setiap laki-laki malah. Perempuan merupakan godaan paling besar dalam perjuangannya menjalani kehidupan ini. Lagi-lagi Habiburrahman El Shirazy menciptakan sosok laki-laki luar biasa, Ayyas, Muhammad Ayyas.

Habiburrahman mengambil setting, Moskwa, ibu kota Rusia. Dari kekuatan deskripsinya pembaca mampu benar-benar membayangkan kota penuh kebebasan itu. Habiburrahman mempertontonkan kelihaiannya dalam deskripsi serta keluasan wawasannya. Entah sudah berapa banyak referensi yang dibacanya untuk membuat novel ini. Dalam pengantarnya dia sedikit menyinggung kenapa memilih Rusia sebagai setting tempat. Sepanjang riset yang telah dilakukannya Rusia merupakan negara paling bebas sedunia, dibanding Amerika sekalipun. Penduduknya adalah penganut free sex radikal. Negeri yang menuhankan kebebasan, free sex, pornografi, dan pornoaksi.

Di sinilah tokoh Ayyas diuji keimanannya. Sebenarnya dia pun sudah begitu mendengar berita tentang nonik-nonik Rusia yang begitu mempesona. Dia selalu mengingat pesan Kiai Lukman Hakim, saat mengaji di pesantren dulu. “Ingatlah Nak, kecantikan wanita itu yang menjadi sebab para santri dan satria agung batal bertapanya,”. Dan dia sama sekali tidak bercita-cita untuk batal penelitiannya apalagi batal imannya, yang selama ini begitu dia jaga.

Amalan-amalan harian dan ingatannya selalu kepada Sang Khaliklah yang membuat Ayyas menjaga keimanannya meski terseok-seok, begitu sulitnya. Jelas di sini pembaca bisa melihat, seorang laki-laki tanpa dibekali dengan keluhuran nilai-nilai Islam maka mereka akan mudah sekali tergelincir, oleh wanita.

Ayyas sempat kemudian berkata dalam lirih doanya, “Hanya wanita itulah (wanita satu-satunya yang hak baginya) yang ingin aku genggam erat tangannya ketika memasuki syurga nanti.”  so sweat...” (wkwkwkw) afwan karena sudah larut aku berkali-kali membuka bagian ini namun tak jua ketemu.. tak diizinkan untuk berbanyak-banyak membahasnya hehe..

Namun bagian itu cukup memotivasiku menambahkan beberapa kata lagi di poin ke-16 dalam draf 100 mimpi yang tertempel di dinding kamar.

Sebenarnya runut ceritanya seperti ini saja...
Ayyas seorang pemuda Indonesia yang sedang menuntaskan S2nya di India harus melakukan riset ke Rusia atas perintah pembimbing tesisnya, Prof. Najmuddin Ashgar. Riset tentang sejarah Islam di Rusia fokus ke Kehidupan Umat Islam Rusia di Masa pemerintahan Stalin.
Sampai di Rusia dia disambut Devid, teman SMPnya dulu. Devid sudah benar-benar jauh dari nilai-nilai Islam, hidupnya sudah begitu bebas, minum-minuman keras, seks bebas. Tuhan? Dia sudah tak percaya lagi tuhan. Sekarang, dia masih berstatus sebagai mahasiswa di universitas St. Petersburg.

Dengan berbagai alasan dan pertimbangan Devid menempatkan Ayyas serumah dengan dua gadis Rusia yang jelita Yelena dan Linor. Tempat inilah yang menurutnya paling aman untuk Ayyas. Mulanya Ayyas sangat marah, namun setelah mendengar penjelasan dari Devid, Ayyas setuju. Yelena yang ternyata pelacur kelas atas Rusia, lalu Linor seorang yang dikenal ayyas sebagai perempuan yang bekerja sebagai pemain biola profesional dan wartawan sebuah media di Rusia. Di balik itu, ternyata Linor memiliki banyak misteri, dia seorang agen Mosad Zionis.

Masalah keyakinan, Yelena tidak mempercayai tuhan, sedangkan Linor adalah seorang Yahudi tulen yang jelas-jelas sangat membenci orang Islam. Ayyas melalui banyak ujian dari wanita-wanita ini. Terutama Linor.

Lanjut ketika dia mendatangi Prof. Abramov Tomskii, Guru Besar Sejarah Asia Tengah, ternyata beliau ditugaskan oleh rektor untuk ke Irlandia. Walhasil, Ayyas dititipkan kepada seorang Doktor sejarah yang cantik bernama Anastasia Palazzo, yang nantinya akan jatuh hati pada si Ayyas.

Beberapa tragedi terjadi, pertengkaran Ayyas dengan Sergei (kekasih Linor), Linor yang kemudian membuang mayat Sergei. Musibah yang dialami Yelena membuat telinga kirinya harus diamputasi, di masa sekaratnya dia akhirnya memohon kepada tuhan untuk menyelamatkan nyawanya. Yelena mulai percaya tuhan dan tidak mau lagi bekerja sebagai pelacur. Namun tentu saja tidak mudah! Karena keselamatan Yelena akan benar-benar terancam jika tak ingin bekerja lagi.

Linor membantu Yelena untuk menyelesaikan masalahnya dengan mengadu 2 geng mafia di Rusia. Kemudian dia mulai merencanakan fitnah untuk Ayyas, tuduhan pengeboman. Yang sebenarnya juga merupakan misi Zionisnya untuk lagi-lagi memperburuk citra Islam di mata dunia.

Setelah beberapa misi, Linor ke Keiv mengunjungi ibunya, yang kemudian menceritakan asal usul Linor dan siapa Linor sebenarnya. Ternyata dia adalah anak seorang Dokter Palestina. Linor diserbu kebingungan. Untuk menghilangkan jejak (Linor ingin melepaskan diri dari jaringan Zionis), Linor mencari seseorang yang mirip dengannya, dibunuh dan kemudian membuat seolah-olah yang mati itu adalah Linor. Tak sulit bagi Linor untuk hal yang seperti ini. Dia sudah sangat biasa dengan konspirasi.

Linor berangkat ke Berlin untuk memperlajari Islam lebih jauh.
Ayyas menyelesaikan penelitiannya.
Devid sadar dari semua yang dia lakukan selama ini dan akhirnya menikah dengan Yelena yang juga sudah mengakui tuhan serta bersedia berislam sebelum menikah dengan Devid. Happy Ending.

Linor pun kembali ke Rusia dengan keislamannya, dan mengutarakan niatnya kepada Ayyas , menikah. Ayyas belum bisa memutuskan, namun beberapa menit setelah Linor pergi meninggalkannya, Ayyas setuju. Sayang Linor ditembak....

Lengkapnya... BACA SENDIRI!!

Bagian penting ketika Ayyas menjadi pembicara dalam beberapa acara, meyakinkan kekokohan Islam sebagai agama yang paling benar. Baik secara ilmiah, rasional, hati, fitrah. Dia menjabarkannya. Rahmatan lil ‘alamiin.

Kata-kata Ibnu Athaillah, “Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya”. Kata-kata yang begitu menginspirasi Ayyas dan juga kemudian sangat menginspirasiku.

Ada beberapa bagian juga yang menurutku agak mengganggu. Beberapa kejadian temponyabegitu cepat. Ending terkesan terlalu dipaksakan. Misal saja, cepatnya pikiran seorang Ayyas -yang biasanya penuh pertimbangan- memutuskan menikahi Linor. Linor yang sudah merasa mantap keislamannya, begitu saja membuka auratnya kembali dengan alasan keamanan (tidak bisa begitu diterima). Begitu juga dengan kejadian Devid dan Yelena yang akhirnya menikah...

Ada juga beberapa kalimat atau paragraf yang diulang-ulang. Kemudian konspirasi Linor terlalu sederhana, terlalu gampang berhasil.

Untuk deskripsi??? Subhanallah....

Akhirnya. Afwan Ala kadarnya... Berlanjut ke deadline selanjutnya. Syukran sudah memaksaku menyelesaikannya.

Jumat, 28 Mei 2010
11:25
Ruang berukuran 4X4 m. Nyaman. Meneduhkan.

Kamis, 27 Mei 2010

LANJUTAN... Diary PL...

Rabu (28 April 2010)
09:04

Ba’da dari X2 (ekspresi gembira banget nih...)
Bel telah berbunyi 3 X, sudah lewat sedikit dari 07.30, kepsek mondar-mandir (yang kupahami sebagai bahasa tubuh beliau untuk menyuruh guru-guru segera memasuki kelas). Kutatap X2 dari pintu ruang majelis guru, sejurus ke depan. Siswa-siswa putrii terlihat masih bergerombol, ngerumpi, di meja paling depan dekat pintu.
Pandangan mengitari sekolah, masih banyak siswa yang berada di luar kelas, duduk-duduk santai. Suara Kepsek tiba-tiba meluncur dari mikropon “Anak-anak untuk segera memasuki kelas... bla... bla...”
Kulangkahkan kaki mantap dengan sepatu yang dulu paling kubenci :’) sudah sangat bersahabat dia kini. Cuma butuh waktu memang.
Tidak ada persiapan hari ini. Semalam sudah larut, maklum lagi marak-maraknya ‘kasus’ jadi mulai agak lebih ekstra.
Menatap tumpukan lembar ujian anak-anak yang mesti diperiksa. Ho..ho... kubuka agenda PL, bertemu lagi dengan draf skor siswa yang menuntut untuk segera dianalisis sementara tubuh sudah terasa aneh. Kutatap Vermint, obat dengan botol orange itu, ia menjadi yang setia kalau badan sudah beraneh ria. Aku menggeleng, “ aku tak mau,” seakan berbicara pada diri sendiri.
Kutarik bantal dari tempat tidur. “Hm... kutinggalkan kau dulu,” senyumku getir.
Pagi, bsngun sudah adzan subuh. Kelabakan? Tentu saja. Lewat jam 6 berangkat dari rumah, telat otomatis. Allah... di angkot sibuk almatsurat, angkot dari pasar ke Tekab saja pahami lagi materi. Walaupun sebenarnya materi hari ini sudah di luar kepala tapii tetap perlu persiapan baru. O...o... Resi menawarkan pula materi menarik untuk didiskusikan sepanjang jalan. “Maafkan Ibu anak-anak,” di dalam hati.

POTRET GURU YANG CEROBOH!!

Kembali...
Kelas X2 seperti biasa, masih sedikit yang di lokal. “Assalamualaikum,” ala kadarnya dariku. Beberapa menjawab, banyak yang tidak.
Lewat di depan bangku barisan depan no 3 dari pintu terdengar celetukan, “Rajin ibu mah.”
Sontak bibirku mengatup (kehadiran yang tidak diharapkan :)). Ini memang hari pertama sekolah mereka, pasca beberapa agenda libur.
Yang lain berdatangan. Cuma Rinto dan Deny laki-laki tadi, tapi sekarang sudah lumayan banyak. Rinto pimpin doa. Loyo...... sekali. Semuanya. Seperti yang belum makan 3 hari. Selesai doa kusuruh mereka membaca asmaul husna. Lebih loyo lagi. Yola pimpin...
Di tengah-tegah yang seperti itu beruntung dikaruniai ide-ide yang agak sedikit membantu (selalu tiba di waktu-waktu mendesak).
Nilai mid mereka menjadi titik tolakku berbicara untuk motivasi. Lumayan sukses...
Lanjut kuhentak mereka dengan cerita-cerita Soekarno. Begitu ganasnya beliau ketika berpidato, “Singa Podium”.
Semua terpana...
Masuk
Materi tentang pidato
Cash... tepat sasaran! (Alhamdulillah ya Allah)
Kuulas pidato-pidato yang mereka dengar waktu perpisahan kelas 3 kemarin. Hidup... mata mereka berbinar antusias tak kuyu lagi, sesekali mereka mengangguk.
Selanjutnya...
Kuberi mereka beberapa menit untuk merancang konsep pidato singkat tentang perjuangan. Yang berani maju! Tambahan satu point untuk nilai mid mereka yang jeblok.
Semangat mengoret-oret konsep, memejamkan mata dengan mulut berkomat-kamit, mengetuk-ngetukkan pena ke kepala, memonyong-monyongkan bibir.
Sungguh... mereka begitu lucu :D
Meski begitu cuma dua orang putri yang berani maju. Nurul dan Yola.
Yola dibalik sifat cuek dan kerasnya, hmm.. dia memukau mengungkapkan kemirisannya kalau Indonesia selalu saja disebut negara berkembang. Kapankah indonesia menjadi negara maju? Sempat merinding. Diulaslah pidato mereka.
Bel berbunyi. Aku meminta mereka untuk menutup mata. Semua. Ada kado kecil yang akan aku berikan kepada salah satu dari mereka. Siswa terbaik, selama pemantauanku!
“Semua menjauh dari laci”.
Susah kumenyuruh agar para laki-laki itu menutup mata. Gaya intip-intip mereka. Hmm... “Tutup!” Ujarku. Mereka tersenyum-senyum. “Udah bu... udah bu...”.
“Sekarang.. silahkan periksa lacinya masing-masing bagi yang mendapatkan sesuatu jangan katakan siapa pun.”
“Pesan Ibu, berlombalah untuk menjadi yang terbaik.”
“Assalamualaikum...”
Tak pernah seserempak dan sesemangat itu mereka menjawab salamku :’D
Sukses untuk hari ini

Catatan
  1. Siapkan cerita menarik untuk mereka di tiap pertemuan
  2. Butuh kado-kado kecil untuk memotivasinya
  3. Ciptakan PBM yang riang tak tegang
  4. Berpersiapanlah! Matap melangkah ke kelas dengan perencanaan yang matang.
Insyaallah ke depannya...
Untukmu adik-adik.. tidak.... anak-anakku :)
Rinto Sukma, kuberikan catatan kecil berisi pesan untuknya plus sebuah buku mini berisi al-ma'tsurat, Juz 30, dan Hadits Arba'in. Anak yang santun, cerdas, responsif. Meski begitu dia tetap dekat, berteman dengan ‘berandal-berandal’ kelasnya.

LANJUTAN... Diary PL...

Baru bisa dipost sekarang, sudah sangat lama mendekam di dalam diary merah butut, yang sudah tak bisa dipegang sembarangan, karena dia akan dengan tanpa rasa bersalah berlarian kemana-kemana. Sudah payah benar hidupnya, terang saja... hanya ke satu tempat yang dia tidak kubawa...

Bersabarlah... :)

Selasa (27 April 2010)

10:08 WIB

Di sisi ini, aku benar-benar tidak merelakannya.

M... Ha..., hmm...

Aku benar-benar ingin melakukan sesuatu. Rohis! Itu salah satu jalannya.

Dia anak baik, cerdas, responsif.

Aku sesak, buliran bening sudah menyesak di sudut-sudut mataku, hembusan nafas panjang pun belum bisa menentramkan.

Hari ini hari perpisahan kelas XII SMA ini, ah... banyak yang tak berguna. Aku sungguh sangat tak betah lagi berlama-lama di gedung ini. Kepala sudah berdenyut tak karuan. Pada dasarnya memang agak tidak suka keramaian yang memekakkan... Dia meliuk-liukkan tubuhnya, aku menunduk... menggigit bibir. Guru-gurunya malah bertepuk tangan, begitu pula teman-teman sebayanya. Sorak sorai meriuhkan ruangan berkapasitas 200 orang itu.

Entahlah...

Kali ini aku sangat ingin bercerita banyak hal dengannya.

Dia tak salah dengan segala kekurangannya itu, butuh sentuhan. Hati seorang guru, seorang yang mampu mengarahkan semua potensinya. Terlalu banyak mutiara di sinii tapi semuanya berbalur lumpur yang tebal, dalam dan mengeras. Begitu sulit mengeluarkan mereka... dan kutahu, kebanyakan guru di sini sudah menyerah..

Sabtu, 22 Mei 2010

Angkot bagi Akhwat 

http://www.google.co.id/imglanding?q=angkutan%20kota&imgurl=http://dimskipedia.files.wordpress.com/2009/08/angkot-pdgxa2.jpg&imgrefurl

Mata itu liar mencari tempat yang pas, tepat ketika kaki kirinya menginjak dek angkutan kota. Akh, 3 detik kemudian dia sudah duduk di sebelah seorang laki-laki 30-an. Itu tempat yang paling nyaman, kalau mengambil bangku 4, maka dia akan diapit oleh dua laki-laki malah.

Sebagian besar akhwat yang tidak memiliki alat transportasi pribadi mau tidak mau akan terjebak dalam kondisi seperti ini. Ketika harus duduk sangat dekat dengan laki-laki nonmuhrim. Apalagi kalau sopirnya kejam dan tak mau mengerti wajah memelas sang akhwat agar tidak disuruh geser terlalu mepet guna menambah penumpang. Tuntutan dan keharusan untuk menaiki angkutan umum ini tentu saja membuat kita makin cerdas berpikir. Bagaimana menanggulangi kondisi-kondisi yang terdesak dan tak nyaman.

Belum lagi ketika memberikan ongkos ke sopir atau kernet. Dilempar saja tentu tak sopan, harus benar-benar mengatur posisi uang, meminimalisir kemungkinan tersentuh oleh sang kernet atau sopir. Ironis sekali, sementara ketika di luar sana (di luar di dalam angkot) mereka begitu ketat menjaga, jarak 1 meter dari nonmuhrim saja merupakan jarak yang tidak membuat diri nyaman.

Trik jitu
  1. Jelikan mata untuk mencari posisi strategis, meminimalisir kemungkinan duduk bersebelahan dengan lawan jenis (mesti sangat sangat cerdas, karena sopir angkot itu akan jingkrak-jingkrak jika kamu terlalu lama bermenung, menganalisis apalagi dengan teori  untuk memilih tempat duduk yang paling strategis)
  2. Saya pikir tidak apa-apa sedikit memaksa untuk duduk di antara 2 wanita. Biar aman.
  3. Siapkan uang ongkos, lipat atau lebih bagus dikembangkan utuh, maka jarak antara tangan kita dengan tangan sopir/kernet angkot yang akan mengambil uang cukup jauh
  4. Waspadai penumpang yang baru masuk. Antisipasi agar ia tak seenaknya duduk di sampingmu
  5. Jadikan tas ransel atau sandangmu sebagi hijab, geser sedikit untuk membuat jarak dengan laki-laki di angkot.

Finishing, in my favorite room “ruang shalat” didampingi oleh si kecil Najwan, yang hmm... semoga cepat dewasa ya dek....
21:25 WIB
Jumat, 21 Mei 2010

Selasa, 18 Mei 2010

Kamar Eksekusi

Kamar ini adalah salah satu kamar di antara 16 Kamar yang ada. Di sini, tempat orang-orang menguras pikiran, sesekali menekan dada yang terasa sesak, menghela nafas panjang, menangis, dan lalu tersenyum bahagia, memahami kalau ini jalan mereka. Bersama. Yang telah dipilihkan-NYA khusus untuk mereka. Tiada, tak pernah dan tak akan pernah mereka sesali ketika mereka dituding tak adil, dikatakan otoriter, dikatakan keras, semua akan menanggapi dengan gaya yang berbeda.
“Kita memang harus menyiapkan satu folder khusus untuk kita dibenci orang,” tutur salah satu dari mereka.
Semua menunduk, dan lirih berkata, “ya,”.
Ini adalah tarbiyah dahsyat bagi mereka, ketika mata-mata lain asyik dengan tidurnya, fokus dengan tugas-tugas kuliahnya, atau malah bersantai ria diiringi nasyid-nasyid. Mereka justru berada di sini, merenda hati, mendewasakan hidup dan kemudian menyusunnya menjadi suatu yang begitu bermakna. Selalu bertahan, bahwa semua ini hanya mereka lakukan untuk-NYA.

Alhamdulillah,,,
Ketika hatimu penat. Akhwat, yakinlah engkau adalah pilihan ALLAH, pilihan-NYA untuk mengemban amanah yang tidak ringan dan tidak pula sembarang orang yang dikenakan telunjuk-NYA.
Di awal Detik kita berada di sini.... kita semua akan memulai kebahagiaan itu. Bersiaplah untuk melesat lebih cepat dari pejuang-pejuang ALLAH yang lain. Ketika mereka tertidur, matamu justru harus jalang menjaga mereka, ketika mereka lelah putus asa kau harus sedia membangkitkan kembali ghirahnya pun ketika itu kau merasa letih yang sangat. Kau akan membuat dia merasakan bahwa kau selalu sedia di sampingnya, selalu ada untuk sekedar pendengar atau turun menjamah dan menyelesaikan masalahnya. Semua berawal berat tapi lama-kelamaan antunna akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah kebahagiaan yang tiada terkira.

akhwat, bersiaplah.... antunna akan dikaruniai kesabaran yang jauh lebih jauh dari yang dulu antunna miliki. Ketika pulang dan mendapati kondisi yang amburadul, antunna mungkin hanya akan menghela nafas dan mencoba membereskan semuanya. Ketika anti baru datang dengan nafas tersengal-sengal dan jangan terkejut jika langsung ditarik ke sebuah kamar dan mendapatkan aduan pilu. Atau bahkan kecaman dan tuntutan. Itu biasa.... tetaplah bersabar.... karena ALLAH bersamamu, ALLAH mencintaimu...
teruslah resapi ketika antunna tersenyum ketika saudara-saudara sudah banyak yang membudayakan puasa sunnah. Fajar telah ramai dengan tahajud, dan lantunan lembut Al Quran.

akhwat.....
antunna adalah wanita pilihan .....

Ketika melihat masih ada saja saudara yang melakukan pelanggaran, tidak memakai kaus kaki, nonton film sia-sia, nyanyi-nyanyi jahiliah berserta berpuluh pelanggaran lainnya, sakitlah, sedihlah tapi janga n sakiti mereka. Sentuhlah saudara dengan perkataan yang lembut dan cara yang akhsan. Dan jangan sekali-kali menegur mereka dalam keadaan marah.

Jangan sekali-kali pula menetapkan sebuah keputusan ketika hati sedang bergejolak penuh emosi. Tetaplah bertahan dengan ketenangan dan kesabaran, seemosi apa pun orang yang sedang anti hadapi. Ingat!! Kau adalah wanita yang kuat, wanita hebat!!

Hari ini, sudah merangkak jauh dari detik awal itu, jika antunna toleh ke belakang antunna justru akan tersenyum, karena dia sudah begitu jauh... sementara di depan juga tak terlihat ujung dari perjalanan ini J tapi dengan izinNYA itu pasti. Kemenangan itu akan datang. Itu adalah janji. Janji-NYA!! HARAPAN ITU SELALU ADA!

Minggu, 16 Mei 2010

Ainul Mardhiah




Ainul Mardiah, rasanya nama itu begitu dekat. Sering Jie dengar, tapi dimana? Jie mengingat-ingat anak-anak kampusnya, Ainul Mardiah? Ainul Addina adanya, Endang Mardiah, Ainul Huda. Dia kemudian menanyakan ke beberapa teman, ya, ada ternyata anak LRAI. Tapi dia teringat satu hal, rasanya nama itu pernah dia baca, tulisannya, o..oo… di sebuah buku, Jie ingat kalau pernah membaca, ya… kalau tidak salah, Ainul Mardhiah merupakan bidadari syurga yang begitu cantik jelita, tercantik di antara bidadari-bidadari syurga yang lainnya. Yang dipersiapkan hanya untuk para mujahid.
Jie tersenyum… kurang yakin… dengan kebiasaan yang tidak biasa jika tidak menggunakan referensi, Jie mengetiknya di mesin pencari Google. Yups! Ingatannya tak terlalu parah ternyata. Benar. Sedikitnya, itulah tentang Ainul Mardiah.
Namun… ada yang membuat Jie lebih tercenung lagi…
Ternyata Jie sama sekali tak banyak referensi tentang sahabiyah.. sahabiyah yang dia ingat agak di luar kepala ya.. Khansa, Fatimah, dan sedikit lebih banyak tentang khadijah dan Aisyah. Hm… Zainab Al Ghazali di masa Hasan Al Banna. Oh… Allah. Dia baru menyadari… hmm… aku lebih suka membaca kisah-kisah sahabat-sahabat Rasulullah, kekagumanku akan Umar sangat luar biasa, Khalid bin Walid, Abu Bakar, tokoh idola bagi Jie memang ketiga orang ini. Si sorban merah yang tak terlalu tenar juga.
Memang tak ada yang salah dari kesukaan membaca kisah sahabat-sahabat Rasulullah yang luar biasa itu. Namun, kenapa Jie bisa luput menauladani sosok-sosok perempuan luar biasa yang juga begitu membantu dakwah Rasulullah meski tidak dengan hunusan pedang.
Mungkin ada yang mengalami hal serupa dengan yang dialami tokoh Jie ini. Sekian lama memutuskan sebagai muslimah, dengan berjilbab rapi, bergabung di organisasi keislaman, dengan jam terbang tinggi, ngisi materi ini dan itu, instrukutur ini dan itu, namun justru terlupa dengan satu hal yang sebenarnya begitu penting. Proses menuju muslimah sejati itu tak hanya dengan belajar dari pengalaman, dari lika-liku kehidupan, atau hanya melalui membaca Fiqih Wanita, kita juga butuh referensi sosok-sosok luar biasa, yang menginspirasi, membelajarkan banyak hal tentang sejatinya seorang wanita.


Kamar sempit yang alhamdulillah tidak banyak nyamuk seperti kamar Soe Hok Gie
Syukran sudah mengingatkan tentang Ainul Mardhiah 
Padang, 16 Mei 2010
00:46 WIB